Harga eceran minyak goreng di sejumlah pasar tradisional di Kota Balikpapan mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Harga minyak goreng tercatat mengalami kenaikan hingga hampir dua kali lipat dari harga semula yang hanya Rp 12 ribuan menjadi Rp 40 ribuan per liter.

“Sekarang naik, dua liter Rp 40 ribu. Jadi seliternya, harganya Rp 20 ribu,” kata Putra, salah seorang pedagang sembako di kawasan Klandasan Kota Balikpapan, Selasa (30/11). Ia menjelaskan, kenaikan harga eceran minyak goreng ini telah terjadi kurang lebih selama satu bulan sejak awal November ini.

Pernyataan serupa disampaikan oleh Samsul, seorang pedagang sembako lainnya di Pasar Klandasan. Menurutnya, pihaknya terpaksa menjual dengan harga tinggi karena memang harga jual yang diterimanya dari pihak distributor sudah tinggi. “Sudah hampir sebulan. Per liter Rp 20 ribu. Awalnya Rp 12 ribu. Untungnya cuma seribu saja,” ujarnya ketika ditemui wartawan.

Ia menerangkan bahwa saat ini banyak distributor minyak goreng yang memiliki stok, sehingga mempengaruhi kenaikan harga. “Paling murah Rp 20 ribu. Karena barang-barangnya kosong. Banyak agen yang tidak jual, karena pernah tidak dikirimi. Tetap berani ambil meski harga di agen naik,” ungkapnya.

Kenaikan harga minyak goreng ini, menurutnya, juga diikuti oleh produk turunan lainnya seperti mentega yang awalnya hanya Rp 150 ribu per kardus ukuran 15 kilogram, naik menjadi Rp 185 ribu. Meski demikian, kondisi kenaikan harga minyak goreng yang terjadi, tidak mempengaruhi tingkat daya beli masyarakat. Sehingga pihaknya masih berani mengambil di distributor meski harga sedang tinggi.
“Mentega juga naik, Rp 185 ribu per kardus 15 kilo, awalnya Rp 150 ribu. Tapi pembeli tetap beli ja, gak ada masalah,” pungkasnya.
(MAULANA/KPFM)