Hujan deras yang menyebabkan banjir cukup parah pada beberapa titik di Kota Balikpapan, pada Rabu (16/3),  tidak hanya merugikan material warga, namun juga merugikan bagi kegiatan usaha perikanan. Salah satunya adalah pembudidaya ikan air tawar di RT 06 Kelurahan Karang Joang, Balikpapan Utara.

"Jadi berdasarkan data yang kami terima ini, berdasarkan hasil monitoring, banjir yang kemarin, kami dapat informasi bahwa beberapa budidaya di Km 10 terdampak banjir khususnya di RT 06 Karang Joang," ujar Sub Koordinator Perikanan Budidaya, Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan (DP3) Kota Balikpapan Subadi, kepada Balikpapan Pos, Rabu (17/3).

Jumlah ikan yang ikut hanyut bersama banjir kemarin cukup banyak, yaitu 50 ribu benih ikan lele dan 800 kg ikan lele siap panen. Dan kedua komoditas tersebut sebenarnya sudah ada yang beli dan siap diantarkan.

"Yang terkena ini pelaku budidaya pembenihan ikan lele dan pembesaran ikan lele  700-800 kg sudah siap untuk dikirim ke pembelinya dan benihnya ada 50 ribu  ekor juga tinggal kirim ke pembelinya," terang Subadi didampingi M Idrus.

Di tahun 2022 ini DP3 tidak mampu berbuat banyak untuk membantu pembudidaya yang mengalami hal serupa namun karena Asuransi Pembudidaya Ikan Kecil (APIK) bantuan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tidak dianggarkan lagi seperti tahun sebelumnya.

"Program APIK, di tahun sebelumya jika gagal panen, ada bencana alam mereka bisa klaim asuransinya,  preminya dibayarkan kementerian, mereka hanya memasukan data saja kemarin itu program dari kementerian kebetulan di tahun ini tidak ada lagi," ujarnya. Ia juga menjelaskan pembudidaya tahun lalu terkena banjir tahun ini justru tidak terdampak, sehingga yang terkena pada banjir kemarin adalah titik baru.

"Tahun lalu di Km 15 terdampak tapi yang kemarin tidak, ini yang tahun lalu tidak terdampak kemarin kena, dan di Manggar budidaya air payau tahun lalu terdampak kemarin tidak," tutupnya. (moe/vie)